A.
SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PONDOK
Sejarah
singkat berdirinya Pondok Modern Darul Ishlah diawali oleh kehadiran seorang
perantau berasal dari Madura bernama K.mansoeri Adam. Pada tahun 1994. Kondisi
kehidupan bberagama yang sangat memprihatinkan menggerakan hati beliau untuk
berbuat sesuatu sebagai langkah prefentif terhadap jurang kehancuranyang lebih
dalam. Fenomena memprihatnkan yang dimaksud adanya kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup beragama, bahkan hasil survey adanya penelitian
dietiap kunjunngan dakwah 60% masyarakat Musi Rawas belum bias membaca Al Quran
dan belum bias melaksanakan solat dengan baik, terutama penduduk asli (bukan
pendatag)
Dari sinilah muncul inisiatif membuka lembaga pendidikan agama
berbentuk pesantren dengan manfaat gedung Sekolah SMA Pelita yang bangkrut.
Pada bulan Februari 1995, K.Mansoeri Adam mulai menghuni kompleks SMA Pelita
yang teah dipercayakan kepadanya untuk dikelola. Dan pada saat yang sama beliau
membuka lembaga pendidikan Al-Qur’an TK/TPA dan sekolah Diniyah untuk
memberikan kesempatan kepada anak anak sekolah SD atau SMP belajar membaca
Al-Qur’an dan Ilmu Fiqih, Pelaksanaan pendidikan dilaksanakan sore hari dari
jam 14.00 WIB sampai jam 17.00.WIB, karena mayoritas santri sekolah SD dan SMP
pada pagi hari. Jhal ini teerus berlangsung sampai diresmikan oleh Direktur
BKPRMI kabupaten Musi Rawas , Dra Nyaayu masnun Arif pada tanggal 24 April 1995
selanjutnya bulan juli tahun 1995 dibuka Pondok pesantren dengan jumlah santri
yang terdaftar pertama sebanyak 12 orang dari jumlah santri tersebut hanya 7
orang yang bertahan sampai akhir tahun. Bagi K.mansoeri Adam jumlah yang
sedikit itu tak menjadi halangan untuk mengemban amanah, mencetak mundzirul
qoum yang mutafaqqih fiddin serta menguasai dua bahasa dunia ( Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris). Justru itu memacu semangat beliau untuk menunjukan kepada
masyarakat bahwa dengan segala keterbatasan ekonomi dan sarana beliau mampu
mencetak mereka menjadi kader da’ie yang nantinya siap terjun kemasyarakat.
Alhamdulillah
berkat partisipasinya dan dukungan masyarakat sekitar, baik berupa materil
mauoun spir itual beliau dapat
bertahan hidup dari waktu kewaktu. Dukungan yang sangat beliau rasakan oleh
beliau ialah dukungan masyarakat kampug Pelita jaya yang mana mereka dengan
sukarela menjadi donator bulanan dengan jumlah sumbangan yang tidak ditetapkan
dengan tertatih taih dan merintih beliau terus lalui jalanan beliau berliku nan
penuh onak dan duri, berakal niat tulus, rasa percaya diri dan jihad dijalan ilahi
robby, bahkan selama beberapa bulan beliau sempat mencari nafkah dengan ikut
menyadap karet. Sungguh sebuah pengalaman yang tak mungkin terlupan.
B.
TANTANGAN DAN RINTANGAN
Sebagai sebuah Pondok Pesantren baru dan sebagai masyarakat baru
dilingkungan Kelurahan Lubuk Tanjung dan Lubuk Aman, keberadaan pondok
senantiasa diusik oleh sekelompok pemuda urakan dan sebagian masyarakat yang
memiliki kebiasaan buruk. Mereka dengan berbagai cara merusaha mengacau dan
mengacau dan mengganggu ketentraman Pondok, seperti menggangu santriwati ketika
pulang pergi mandi kesungai serta mengambil hak milik pondok saat penghuninya
lengah. Hal ini berlangsung kurang lebih dua tahun dan menjadi ujian berat bagi
K.Mansoeri Adam. Menghadapi kejadian-kejadian itu tentunya bukan dengan tangan
besi tetapi dengan pendekatan persuasive sambil mengajak mereka kembali
kejangan yang diridhoi Allah.
Al
hasil ……, seiring dengan tumbuhnya eksistensi dan gaung pondok ditengan tengan
masyarakat dan pemerintah mereka mulai segan mengganggu pondok, terlebih
setelah diresmikan oleh bapak Bupati KHD TK II Musi Rawas H.Radjab Semendawai
SH, pada tanggal 16 September 1996
Pada
saat itu dimana kehadiran Pondok pesantren sudah diterima oleh masyarakat
munculah desakan desakan dari berbagai pihak agar K.mansoeri Adam mengganti
rugi lahan dan gedung sekolah SMA Pelita guna menghindari hal hal yang tidak
diinginkan dikedian hari. Perkembangan selanjutnya adalah membentuk Yayasan
dengan didukung oleh tokoh tokoh masyarakat sebagai pengurus yayasan tersebut
kemudian didaftar pada notaries Indraaputra Jaya SH pada tanggal 14 Agustus
1996 dengan nama mendapat legalitas hukum dengan Nomor 39 tanggal 14 Agustus
1996 dengan nama “Yayasan Pendidikan Pondok pesantren Darul Ishlah”. Adapun
susunan pengurus yang terdaftar pertama kali pada Akta Notaris tersebut sebagai
berikut :
I.
Ketua :
K.Mansoeri Adam
II.
Wakil
ketua :
Najamudin Thalib
III.
Sekretaris
I : Marlan
IV.
Sekretaris
II : Erwin
Pisol
V.
Bendahara
I : Memet Bin
Haji Anwar
VI.
Bendahara
II : Jumadin
Ilhual
Biro-Biro :
-Biro Pendidikan :
Nurul Yakin Ismu’ie
-Biro Dana dan Sarana :
M.Joko haji Mansur dan Tarmizi Yusuf
-Biro Dakwah dan
Pengabdian masyarakat : Nazorlani
-Biro Perencanaan :
Dayat Suparman dan Abdul D
Bersama Pengurus K.Mansoeri Adam menampung aspirasi masyarakat
khususnya masalah ganti rugi pekarangan dan gedung SMA pelita. Dan
Alhamdulillah dengan dipelopori bapak H.Widji Anarsis yang bertindak selaku
Pembina dan Penasehat Yayasan, negosiasi ganti rugi pekarangan dan gedung SMA
Pelita berjalan dengan mulus, dengan kesempatan harga
Rp. 87.000.00,- (Delapan Puluh Juta Rupiah) dibayar dengan uang
muka sebesar Rp. 10,000,000,- (Sepuluh Juta Rupiah). Kendati kesepakatan kedua
belah pihak sisah pembayaran sebesar Rp.77.000.000,- (Tujuh Puluh Tujuh Juta
Rupiah) diangsur selama 4 tahun terhitung dari tahun 1997 sampai dengan tahu
2001 tetapi berkat loby K.mansoeri Adam dengan pihak pemda TK II (Bupati) dan
Pemda TK I (gubernur), sisa pembayaran tersebut dapat dilunasi pada tahun 1999.
Tantangan yang kalah beratnya adalah mengelolah management keuangan
pondok yang sangat tidak stabil antara kebutuhan belanja dengan pendapatan
murni pondok. Minusnya pendapatan murni, disebabkan oleh kehidupan para wali
santri yang mayoritas dari kalangan ekonomi lemah, terlebih ketika krisis
ekonomi meanda bangsa kita secara nasional. Namun itu tdak menyurutkan langkah
beliau dengan berbagai cara dan upaya yang halal beliau lakukan untuk menutupi
divisit anggaran, terutama untuk menutupi bayaran santri yang hampir setiap
bulan terjadi tunggakan lebih dari 50%. Salah satu dari usaha beliau adalah
bersilaturahmi kepada pengusaha rumah makan dan toko toko dilingkungan kota
lubuklinggau untuk menjadi donator tetap pondok pemerintahan pun tak lepas
tangan memberikan bantuan sifat nya insidetil.
C.
PERKEMBANGAN DARI TAHUN KETAHUN
Darul Ishlah dengan segala keterbatasannya secara terus menerus
memperbaiki system pendidikannya dengan mempelajari kelemahan kelemahan yang
terjadi pada tahun yang telah dilewati. Seiring dengan perkembangan sistem tersebut, secara berturut turut yaysan
membaga lembaga-lembaga sebagai berikut :
No
|
Lembaga
|
Dibuka
|
Diresmikan/Izin Operasional
|
Piagam N0
|
1
|
TK/TPA
|
02-02-1995
|
24 April 1995
|
|
|
Diniyah
|
02-02-1995
|
24 April 1995
|
|
|
MTs
|
14-08-1995
|
212160571046
06 Desember 1997
|
C/WF/Mts/416/99
|
|
MA
|
14-08-1996
|
312160571124
11 Maret 1999
|
C/WF/Ma/113/98
|
|
Ponpest
|
10-07-1995
|
28 September 1999
|
|
Khusus untuk Madrasah Diniyah setelah melalui himbauan
dan saran masyarakat sekitar serta melihat beberapa yang mungkin terjadi
dilingkungan Pondok pesantren termasuk bertambah nya jumlah penduduk dimasa
yang akan datang, maka Madrasah Diniyah dirubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah dan
didaftarkan pada Depaetemen Agama Kabupaten Musi Rawas pada tanggal 11-03-1999
D. PENGKADERAN
Untuk kesinambungan program pendidikan dan
pengajaran di Pondok Darul Ishlah serta dala upaya memperdayakan sumber daya
manusia, K. Mansoeri Adam mengirimkan kadernya ke Pondok Pesantren Al-Amin
Madura. Mereka yang mendapatkan kesepakatan itu dibebaskan biasa makan/SPP.
Kader-kader yang berutung tersebut antara lain :
1. Harisul Jinan berasal dari desa noman tahun 1995
2. Leni Marlena berasal dari desa Noman tahun 1995
3. Fashihul Jamil berasal dari desa Noman tahun 1995
4. Aida mahron berasal dari desa Ulak Mbacang tahun 1995
5. Harisul Jiran berasal dari desa Noman tahun 1996
6. Fitriadi berasal dari desa Sukamana tahun 1996
7. Ermayunita berasal dari desa Lubuktanjung tahun 1996
8. Artika Mahron berasal dari desa Ulak Mbacang tahun 1997
9. Yusuf heriyanto berasal dari desa Bingin Teluk tahun 1996
Selain mengirimkan kader ke Pondok Pesantren Al-Amin beliau
menyiapkan program pengkaderan ke LIPIA di Jakarta, Al-Azhr kairo mesir dan
Perguruan Tinggi lainnya di luar Negeri. Hal ini tentunya akan dilakukan
setelah Darul Ishlah mengeluarkan alumni sendiri.
E.
PENGEMBANGAN EKONOMI
Menyadari ekonomi merupakan bagian paling fundamental dalam upaya
pengembangan Sumber Daya Manusia, terutama untuk mendukung kelancaran seluruh
program pendidikan di Pondok Pesantren Darul Ishlah, K.mansoeri Adam telah
melakukan berbagai langkah untuk menumbuh kembangkan kegiatan ekonomi di Pondok
pesaantren, antara lain :
1.
Pada
tahun 1996 emproduksi kopi bubuk asli
cap santri. Namun usaha ini hanya berumur kurang lebih setengah tahun karena
tidak stabilnya bahan baku saat itu
2.
Pada
tahun 1996 memproduksi pisang sale, usaha ini juga tidak berlangsung lama
karena kurang diminati pasar
3.
Pada
tahun 1998 memproduksi makanan ringan berupa bipang jagung. Pada awalnyausaha
ini mampu memberikan keuntungan yang cukup besar tapi akhirnya terhenti juga
karena baku berupa jagung mentah melonjak drastis.
4.
Pada
tahun 1998-1999 membuka waserda dijalan Masjid Raya Lubuklinggau setelah hamper
satu tahun usaha itu pun ditutup karena kurangnya menejerial disamping tempat
nya kurang strategis untuk sebuah Waserda.
5.
Pada
tahun 1999, buka restoran sate Madura. Al hamdulillah usaha ini sampai saat ini
masih berjalan dengan baik.
Dari demua usaha yang pernah dicoba oleh K.mansoeri Adam
menghadirkan pengalaman pengalaman baru yang tentunya dapat beliau kaji dan
pelajari berbagai sisi kelemahannya dan kelebihannya, sebagai modal berharga
untuk pengembangan ekonomi pondok dimasa mendatang.
F.
PERKEMBANGAN BAHASA
Sejak berdirinya pada tahun 1995, bahasa mendapatkan perhatian dan
penekanan khusus di Pondo Pesantren Darul Ishlah karena K.mansoeri Adam
menyadari bahwa menhadapi era tekhnologi dan persaingan global, bahasa akan
memiliki peranan signifikan ditengah pergaulan masyarakat dunia. Jika suatu
bangsa ingin maju berkembang dan bersaing pada pentas skala internasional maka
bahasa harus menjadi modal utama karena itu bahasa diberdayakan do Pondok
pesantren Darul Ishlah dengan sebuah motto “The Language Is Crown” Aplikasi
implementasinya adalah tercapainya sebuah kapabilitas yang benar-benar dapat
dipertaruhkan, tidak hanya sekedar motto dan semboyan, tetapi diiringi langkah
nyata dan bukti konkrit.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk pengembangan bahasa ini antara
lain :
1.
Menerapkan
budaya bahasa arab dan Inggris setiap minggu secara bergantian
2.
Conversation
dan pemberian key Word setiap pagi, setiap selesai sholat Isya, dan Ashar
3.
Pendirian
“Languange Depelopment Centre” (Pusat Pengembangan Bahasa)
4.
Radio
Mini Darul Ishlah dengan siaran dua bahasa resmi (Arab dan Inggris)
5.
Penerbitan
Majalah Dinding berbahasa Arab dan Inggris
Beberapa fasilitas untuk pengembangan bahasa tersebut tentunya
tidak akan berjalan efektif bila tidak didukung oleh kemauan para santri secara
efektif.
G.
LOKASI
Pondok pesantren Darul Ishlah terletak dikelurahan Lubuk tanjung Jl.
Depari Said Gang Pelita Lubuklinggau Sumatera Selatan : yaitu kurang lebih 3,5
kilo meter sebelah Barat Jantung kota Lubuklinggau, Berjarak 1 kilometer
sebelah Utara Asrama kodim 0406 Garuda Dempo. Pondok Pesantren Darul Ishlah
menempati areal kurang lebih 5,4 Ha
H.
STATUS
Pondok Pesantren Darul ishlah adalah sebuah Lembaga Pendidikaj
Islam yang berwatak dan berjiwa Pesantren, memiliki nilai nilai dan tradisi
tradisi kepesantrenan, sebuah pesantren yang independen tidak berafiliansi
kepada salah satu partai, golongan/organisasi polotik atau non politik apapun
semata mata bergerak dalam lapangan Pendidikan, dengan motto
“Berdiri diatas untuk semua
golongan”
untuk mengelolah dan menjaga kelangsungan hidup pondok ini telah
didirikan sebuah “Yaysan Pondok Pesantren Darul Ishlah”, dengan Akta Notaris :
Indraputra Jaya, SH nomor : 39 Tgl.14 Agustus 1996.
I.
EMPAT PROGRAM PONDOK
Dalam melaksanakan misinya Pondok Pesantern Darul Ishlah teah
menetapkan 4 (Empat) program Pondok atau Al-khutuwat-Al-Asasiyah-Al-Araba’ atau
bias disebut Catur Jangka, keempat program pokok tersebut adalah.
1.
Pendidikan
dan pengajaran
2.
Dakwah
daan Pengabdian masyarakat
3.
Pembinaan
alumni dan kader
4.
Penyediaan
dana dan sarana
1.
Pendidikan
dan Pengajaran
Pendidikan
dan Pengajaran adalah misi utama Pondok Pesantren Darul Ishlah disamping pendidikan kepesantrenan, juga dilaksanakan
pendidikan formal dalam bentuk klasikal yang berupa madrasah. Ada 3 jenjang
pendidikan di Pondok Pesantren Darul Ishlah yaitu :
1.
Madrasah
Ibtidaiyah
2.
Madrasah
Tsanawiyah
3.
Madrasah
Aliyah.
Selain 3 Lembaga Pendidikan yang telah berjalan tersebut Yayasan
berencana membangun Lembaga-lembaga sebagai berikut :
1.
Sekokah
Dasar Islam Terpadu (SDIT)
2.
Sekolah
Menengah Tekhnologi dengan 3 jurusan
a.
Jurusan
Tekhnologi Pertannian
b.
Jurusan
Tekhnologi Perikanan
c.
Jurusan
tekhnologi Perindustrian
3.
Sekolah
Tinggi Islam Tekhnologi (STIT)
2.
Dakwah
dan Pengabdian masyarakat
Dalam
melaksanakan Dakwan dan Pengabdian masyarakat, Pondok Pesantren Darul Ishlah
tetap berpijak dan mengacu pada prinsip prinsip Pendidikan sebagai misi
utamanya. Dalam hal ini ada tiga jenis kegiatan Dakwa dan Pengabdian masyarakat
yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Ishlah selama ini yaitu :
v Dakwah bilfikroh, yaitu konsep-konsep pemikiran yang disampaikan
lewat tulisan dan penerbitan
v Dakwah bil lisan baik dalam bentuk pengajian maupun tabligh umum,
maupun dalam bentuk bimbingan-bimbingan umu
v Dakwah bil hal, yaitu dalam betuk pelayanan kesehatan upaya
pemberdayaan ummat dan bakti masyarakat
Untuk melaksanakan ketiga jenis kegiatan dakwah tersebut maka
Pondok Pesantren Darul Ishlah membentuk 3 lembaga dakkwa social yaitu :
v Asosiasi Muballighin Darul Ishlah (AMODIS)
v Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM)
v Kelompok Bakti Masyarakat (KBM)
3.
Pembinaa
Alumni dan Kader-kader
Sekali
menjadi santri seumur hidup tetap santri, itulah sikap Darul Ishlah terhadap
santri santrinya. Karena itu walaupun sudah keluar dari pondok, para alumni
Darul ishlah tetap mendapat perhatian sebagaimana santri yang lain walau dalam
versi dan porsi yang berbeda.
Sementara
dalam hal pembinnaan kader ada dua jenis kader yang dipersiapkan yaiti,
kader-kader umum yang berupa “Khiru Ummah” (SDM Muslim yang berkualitas) dan
kader-kader khusus yang sengaja dopersiapkan untuk melanjutkan estafeta
perjuangan para Kyai pendahulunya. Dengan demikian diharapkan Pondok Pesantren
Darul Ishlah tetap bertahan abadi, walaupun Kyainya sudah wafat.
Untuk
melaksanakan program ini maka Pondok Pesantren Darul Ishlah membentuk beberapa
lembaga yaotu :
a.
Ikatan
Keluarga Besar Darul Ishlah (IKBADI)
b.
Bagian
Pengkaderan dan Alumni (BARKALUM)
c.
Koordinator
wali santri
d.
Himpunan
wali santri (HIWARI)
4.
Dana
dan Prasarana
Dengan
tetap berpijak pada jiwa mandiri dalam arti yang sebenarnya, Pondok Pesantren
Darul Ishlah sementara ini menggali dana dari berbagai sumber yang memungkinkan
baik didalam maupun diluar pondok. Selain pembiayaan operasional rutin dana
tersebut juga untuk pembangunan sarana yang diperlukan. Pengolahannya dilakukan
seara open management transparan.
Untuk
melaksanakan program ini Pondok Pesantren Darul Ishlah membentuk bebrapa
lembaga/bagian yaitu :
a.
Mudir
Tanfidzi bidang keuangan
b.
Kopersai
Pesantren Darul Ishlah
c.
Badan
usaha non Koperasi
d.
Bagian
Pengadaan dan Pemeliharaan secara fisik
e.
Bagian
perluasan tanah wakaf (BPTW)
Demikian empat
program Pondok Pesantren Darul Ishlah, Keempatnya direncanakan, dilaksanakan
dan dievaluasi secara terpadu sepanjang tahun, setelah dijabarkan dalam bentuk
program program kerja yang bersifat operasional dan dilakukan pembagian kerja
yang rasional dan propesional antara biro dan lembaga yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar